Kamis, 21 Juni 2012


JENIS-JENIS BIMASAKTI
DAN PENENTUAN POSISI BINTANG

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang teratur dan rapi. Keteraturan gerakan bintang termasuk matahari, planet, satelit, komet, dan benda langit lainnya menyebabkan gerakan benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan seksama. Dengan memahami gerakan benda-benda langit tersebut, manusia dapat memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa depan dengan akurat. Kapan terjadi matahari terbenam, kapan terjadi bulan purnama, kapan terjadi gerhana matahari dapat dihitung dengan ketelitian tinggi.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 30-34 menunjukkan bahwa salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah berpengetahuan tentang benda-benda dialam semesta. Eksistensi benda-benda dibumi dan dilangit memiliki daya tarik bagi manusia. Daya tarik itu bervariasi, ada yang menimbulkan rasa takut dan kagum,  ada juga  yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk mengkaji dan menggali lebih jauh  tentang hukum alam (Sunatullah)
Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit, diperkenalkan beberapa system koordinat. Setiap system koordinat memiliki koordinat masing-masing. Posisi benda langit seperti matahari dapat dinyatakan dalam system koordinat tertentu. Selanjutnya nilai dapat diubah kedalam system koordinat yang lain melalui suatu transformasi koordinat. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai galaksi, macam-macam  system koordinat langit (horizon, ekuator, dan eliptikal), dan posisi suatu bintang.

B.     Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis galaksi, selain itu dapat menggambarkan tata koordinat horizon, ekuator dan eliptikal serta posisi suatu bintang.      


BAB II
GALAKSI
A.    Galaksi Bimasakti
Di dalam buku “ Ilmu Kebumian dan Antariksa” (46:2008) karangan Bayong Tjasyono dikatakan bahwa: Galaksi berasal dari bahasa yunani yaitu galaxias yang berarti susu. Kata galaxias saat itu cenderung mengacu dengan galaksi kita yaitu galaksi bimasakti. Galileo dengan teleskopnya menemukan bahwa pita cahaya difuse yang disebut kabut susu (The Milky Way) terdiri dari sejumlah besar bintang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut galaksi.
Di dalam buku “Jagad Raya” karangan Hakim L. Malasan (25:2000) diakatakan bahwa: pemahaman astronom terhadap galaksi tidak lepas dari perkembangan pengaetahuan galaksi Bimasakti, sebagai berikut:
1.      Thomas Wright (1750) berpendapat bahwa matahari bersama bintang-bintang lain membentuk suatu kelompok, bagaikan pulau perbintangan ditengah-tengah jagad raya.
2.      William Herschel (1784) berdasarkan penelitiannya yang sistematis menyatakan bahwa kelompok bintang-bintang dalam galaksi bimasakti membentuk piringan pipih seperti cakram. Penelitian ini dilanjutkan oleh astronom Belanda Kapteyn (1910)  yang memberikan landasan semakin kokoh akan wujud galaksi Bimasakti yang pipih tersebut.
3.      Dari studi cacah bintang dan gugus bintang yang lebih sistematis, Harold Shapley (1917) mengungkapkan bahwa galaksi Bimasakti berbentuk cakram dengan garis tengan 100 ribu tahun cahaya (30.000 parsek). Matahaari terletak di daerah tepi sekitar 30 ribu  tahun cahaya (8.500 parsek) dari pusat galaksi.
Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang. Galaksi Bimasakti berisi sekitar 100 miliar bintang adalah salah satu system kumpulan bintang yang sekarang dikenal sebagai tipe utama struktur alam semesta. Matahari yang merupakan salah satu bintang yang mengelilingi galaksinya sendiri berdasarkan garis edarnya. Galaksi Bima Sakti sebagai tempat yang menaungi sistem tata surya kita pertama kali dicetuskan oleh Democritus (450-370 SM), ahli filsuf Yunani.





B.     Jenis-jenis Galaksi
Dengan menggunakan teleskop 250 cm di Observatorium Mount Palomar, astronom Edwin Hubble (1942) memotret sebuah galaksi di rasi Adromeda. Olehnya dijelaskan untuk pertama kalinya bentuk galaksi yang kemudian terkenal dengan nama galaksi Andromeda, berjarak 2 juta tahun cahaya dari galaksi kita (Bimasakti/Milki way). Galaksi Andromeda merupakan galaksi luar pertama yang diketahui astronom. Sejak penemuannya, banyak study yang dilakukan dalam mempelajari galaksi-galaksi di luar galaksi Bimasakti tempat kita berada.
Di dalam buku “Astrofisika, Mengenal Bintang” (102:1984) karangan Winardi Sutantyo, dinyatakan bahwa: Hubble mengklasifikasikan galaksi-galaksi berdasarkan bentuknya dibedakan atas tiga jenis utama yaitu Galaksi spiral (80%), Galaksi elliptikal (17%) , dan Galaksi tak beraturan (3%).
1.      Jenis galaksi Eliptikal (E)
 adalah jenis galaksi yang diperkirakan mempunyai bentuk ellipsoidal dan terlihat lembut karena terangnya cahaya antar bintang, hampir keseluruhan bentuk fisiknya rata dan terang. Morfologi dari galaksi eliptikal ternyata sangat bermacam-macam mulai dari yang berbentuk hampir bulat seperti eplisoidal hingga hampir berbentuk datar. Dengan beraneka macamnya bentuk yang ada, hal ini ternyata sangat mempengaruhi jumlah dari banyaknya bintang yang ada didalam sebuah galaksi. Mulai dari ratusan juta bintang hingga lebih dari satu trilyun bintang.
Klasifikasi morfologi eliptikal ini telah diklasifikasikan oleh Edwin Hubble dalam skema klasifikasi Hubble. Contoh dari jenis Eliptikal galaksi adalah M32, M49 dan M59.
                                                                                                                       


Klasifikasi Skema Hubble pada Galaksi Eliptikal
2.      Jenis Galaksi Spiral (S)
adalah jenis galaksi yang terdiri atas pusaran bintang dan medium antar bintang dimana pada garis tengahnya atau pusat galaksi terdiri dari bintang-bintang yang berumur sangat tua. Dilihat dari bentuknya, galaksi berjenis spiral mempunyai lengan yang cerah disetiap sisinya. Dalam klasifikasi skema hubble jenis spiral galaksi diberi daftar dengan kode S(Spiral) dan SB (Barred Spiral) tergantung dengan bentuk lengannya kemudian diikuti huruf abjad yang mengindikasikan tingkat kerapatan antar lengan spiral dan tonjolan pada pusat galaksi. Seperti halnya sebuah bintang beserta planet-planetnya, lengan spiral galaksi selalu memutari pusat dari galaksi dengan kecepatan relatif konstan meskipun waktu yang dibutuhkan untuk mengelilinginya sangat lama. Lengan spiral merupakan daerah pada bagian galaksi yang paling padat materi atau sering disebut “Densiy Waves”. Dibagian inilah gravitasi antar bintang mulai merapat sehingga semakin nampak lengan spiral dari
 sebuah galaksi maka semakin banyak pula jumlah bintang-bintang, dan dibagian inilah tempat dilahirkannya bintang-bintang muda. Contoh dari Galaksi jenis spiral adalah M31 (andromeda), M33 (triangulum) dan M51 (Whirlpool).






Klasifikasi Hubble pada Galaksi Spiral dan Barred Spiral
Macam-macam galaksi spiral yakni : a) Galaksi Bimasakti. b) Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin). Dengan mata telanjang, galaksi ini tampak seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa. c) Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin). Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya. d) Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel). Galaksi yang bergangsing (berputar) di daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya. e) Galaksi Pusaran Air. Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur. f) Kabut Magellan (Magellanic Clouds). Gugus bintang ini disebut kabut Magellan, karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan.
3.      Jenis galaksi tak beraturan
Jenis galaksi tak beraturan yang dimaksud adalah jenis galaksi yang bentuknya bukan eliptikal maupun spiral. Pada jenis galaksi ini bentuk dari galaksi sangat bermacam-macam ada yang disebut “Dwarf” Galaksi atau galaksi cebol yang dikarenakan besar galaksi ini lebih kecil dari galaksi pada umumnya. Ring Galaksi yaitu galaksi yang bentuknya seperti cincin yang mana ditengahnya ada pusat dari galaksi dan Lentikular galaksi dimana bentuk dari galaksi ini merupakan perpaduan antara jenis Eliptikal dan Spiral. Contoh dari jenis Dwarf  Galaksi adalah M110, Ring Galaksi adalah Objek Hoag dan Lentikular galaksi adalah NGC 5866.HG

























BAB III
MENGGAMBARKAN POSISI SUATU BINTANG
DENGAN TATA KOORDINAT BOLA LANGIT
Posisi suatu objek di langit dapat didefinisikan sebagai posisi benda pada koordinat  bola (system koordinat bola langit).
X
 
(A-X-A). Lingkaran besar yang melewati titik-titik kutub U dan S dinamakan lingkaran vertical yang melewati suatu titik acuan A, inilah yang menjadi acuan untuk menentukan posisi suatu objek sebuah objek langit.
                                     
A.  Koordinat pada muka Bumi
a.      Koordinat di langit
Penentuan tempat – tempat di langit
a)      Kutub utara langit
Karena dibumi itu tidak ada titik yang kekal tempatnya terhadap bola langit, atau hanya bintang – bintang sejati saja yang tak berpindah – pindah tempatnya, maka diambilah suatu titik dekat bintang polaris dari rasi bintang Ursa minor, yang hampir – hampir tidak mengikuti perputaran sehari – hari bintang sejati lainnya, untuk ditetapkan sebagai titik pangkal. Peredarn semu ini disebabkan oleh rotasi bumi pada porosnya. Dan titik yang tak ikut berputar ini disebut kutub utara langit
b)      Kutub selatan langit
Adalah titik yang dapat dicari dengan rasi bintang layang – layang bintang Zuiderkruis, orang Jawa menyebutnya dengan nama bintang Gubug Penceng.
c)      Sumbu Bumi
Garis khayal yang menghubungkan kedua kutub disebut sumbu langit dan nampaknya seluruh bola langit dengan bintang – bintangnya dan matahari berputar dari timur ke barat karena rotasi bumi, dari barat ketimur (sebaliknya).
d)      Khatulistiwa langit
Untuk menentukan letak suatu bintang sebelah utara atau selatan (deklinasi), ditarik lingkaran (tegak lurus) pada sumbu langit yang disebut khatulistiwa langit yang membagi dua sama besar bola langit belahan selatan dengan layang – layang dan belakang utara dengan bintang polaris tadi
e)      Absis dan Ordinat
1)      Ordinat
Untuk mengetahui letak suatu titik, begitu pula sesuatu bintang harus diketahui absis dan ordinatnya ordinat bintang disebut deklinasi utara, dihitung dari 00 - 900 utara (positif) diatas bidang khatulistiwa langit 00 - 900 selatan (negatif). Jadi titik ordinat itu terletak deklinasi yang sejajar dengan khatulistiwa langit.
2)      Absis
Ordinat saja tidak dapat menentukan letak bintang, karena bintang – bintang yang berdeklinasi 200 utara itu misalnya, tak terhitung banyaknya, ialah tiap titik disepanjang lingkaran deklinasi 200 utara.
b.      Koordinat panjang dan lebar geografi
Koordina ini berguna untuk menentukan kota tempat di bumi, digunakan panjang geografi (absis) dan geografi (ordinat).
a)      Garis-garis lintang
Garis – garis (lingkaran) yang melintang dari barat ke timur disebut garis lingkaran lintang. Garis (lingkaran)  besar pada bola bumi membagi dua bagian sama besar dan bidangnya melalui pusat bumi tegak lurus pada sumbu bumi disebut equator / Khatulistiwa . Khatulistiwa membagi bumi kedalam dua belahan yang besar yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian selatan.
b)      Garis-garis bujur
Disamping lingkaran lintang tersebut melukiskan lingkaran yang membujur dari kutub utara kekutub selatan. Lingkaran bujur atau Lingkaran Meridian. Lingkaran – lingkaran bujur ini merupakan lingkaran – lingkaran yang bentuknya separuh dari lingkaran bujur dapat juga disebut garis Meridian atau garis Bujur. Maka dari itu disebut pula meridian Greenwich. Meridian dapat dibagi atas dua bagian :
(1)   Dari 0 0 sampai 1800 ke arah timur meridian /  Bujur Timur (B.T)
(2)   Dari 0 0 sampai 1800 ke arah barat meridian / Bujur Barat (B.B)
c)         Panjang geografi
Panjang gegrafi adalah busur khatulistiwa di hitung dari 00 sampai 1800 , disebut juga garis Bujur ; dan digunakan untuk menentukan letak kota / tempat di sebelah barat atau disebelah timur.
d)        Lebar geografi
Lebar geografi adalah garis lingkaran bumi yang sejajar dengan khatulistiwa, yang dihitung dari 00 di khatulistiwa sampai 900 dikutub bumi ; juga disebut garis lintang, dan digunakan untuk menentukan letak kota.
e)         Bukti lebar geografi sama dengan tinggi kutub
Bukti Lebar Geografi sama dengan tinggi kutub artinya, jika kutub langit diketahui, maka lebar geografi atau lintang kota dapat diketahui. Sedangkan Tinggi Kutub merupakan busur dari lengkung langit dihitung dari 00 sampai 900 , mulai dari kutub sampai horison.
f)       Penggunaan
Dalil “Lebar geografi = tinggi kutub ” ini digunakan para pelaut penjelajah untuk mengetahui dimana atau pada lintang mana ia berada. Misalnya berada di  tengah – tengah laut atau padang pasir ini hanya dapat berlaku di belahan bumi utara saja dengan bintang polaris yang nampak, sedangkan dibelahan selatan harus digunakan bintang Alfa Centauri (α).
g)      Lintang tengah dan meridian tengah
Suatu daerah atau negara dapat ditentukan paralel tengah / lintang tengahnya dan merdian tengah / bujur tengahnya.

B.     Tata koordinat Bola langit
Koordinat langit diterjemahkan sebagai nilai dalam suatu tatanan referensi yang dipergunakan untuk menentukan kedudukan benda langit dalam bola langit. Sedangkan bola langit adalah sebuah bola dengan jari-jari tak terhingga dan berpusat di pusat bumi, dari bumi semua benda langit diproyeksikan ke bola langit. Ia adalah lingkaran khayal yang merupakan batas pandangan mata pengamat ke angkasa tempat benda-benda langit yang seolah-olah menempel pada langi. Sedangkan dalam keterangan lain disebutkan bahwa bola langit adalah ruangan yang maha luas yang berbentuk bola yang dapat kita lihat sehari-hari tempat matahari, bulan, dan bintang-bintang bergeser setiap saat. Bintang-bintang itu dilihat seolah-olah berserak disebuah kulit bola sebelah dalam, walaupun letak sesungguhnya sangat berjauhan.
Koordinat yang diperlukan untuk menggambarkan posisi suatu benda langit disebut koordinat bola langit. Untuk  menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, dan tata koordinat ekliptika. Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal. Berikut ini akan dijelaskan macam-macam tata koordinat bola langit.
a.      Tata Koordinat Horizon (A,h) atau (A,Z)
Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.





Penjelasan gambar
UTSBU : Bidang horison
UZSNU: Meridian langit
BZT     : Ekuator langit



Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama). Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
·         Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
·         Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB. Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.
Cara melukiskan koordinat bola langit, yakni :
1.      Buat lingkaran dengan jari-jari tertentu
2.      Buat garis tengah horizon dan vertical yang melalui pusat lingaran
3.      Buatlah lingkaran besar horizontal yang melalui garis horizontal
4.      Buatlah arah mata angin pada bidang horizontal.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang praktis, sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.
b.      Tata Koordinat Ekuator  atau (HA,
Tata koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering digunakan dalam astronomi. Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil. System koordinat ekuator merupakan system koordinat geosentrik.  Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit: Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat. Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub langit.

Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit. Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit
Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat Aksensiorekta (α) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600. Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit. Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
  1. Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.
  2. Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
  3. Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
  4. Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
c.       Tata koordinat Eliptikal (HA,
Ekliptika dan equator / khatulistiwa langit saling berpotongan membentuk sudut 23,50 pada horizon dengan titik perpotongan  sebagai titik musim semi (Aries)dan titik musim rontok (R). Untuk menentukan posisi benda langit pada tata koordinat ekliptika yaitu dengan menggunakan pangjang astronomi dan lebar astronomi.


Dari penjelasan di atas dapat ke tiga koordinat bola langit tersebut dapat ditentukan perbedaannya sebagai berikut:
Sistem
Bidang Acuan
Arah Acuan
Lintang
Bujur
Horison
Bidang Horison
Titik Utara
Tinggi: h
+ :kearah Zenit
- kearah Nadir
Azimut : A
Ke Timur
0-3600
Ekuator
Ekuator Langit
Vernal Equnox
Deklinasi:
+: ke arah KLU
-: kea rah KLS

Asensioreta:
Ke Timur 0-24 jam
Eliptikal
Bidang Eliptikal
Vernal Equnox
Lintang:
+: kearah KEU
- : kearah KES
Bujur : l
ke Timur 0-360o



BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut galaksi. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang. Galaksi berdasarkan bentuk dibedakan menjadi tiga yaitu galaksi eliptikal (bentuknya elips), galaksi spiral, dan galaksi tidak beraturan.
Untuk memudahkan dalam menentukan posisi dan letak suatu benda langit maka diperlukan yang sebut dengan koordinar bola langit. Koordinar bola langit ini dibagi menjadi tiga yaitu koordinat Horizon, koordinat Ekuator, dan koordinat Eliptikal. Dari ketiga jenis koordinat bola langit ini yang sering digunakan yaitu koordinat ekuator sehingga disebut koordinat geosentrik. Koordinat horizon mudah untuk dilukis tetapi hanya dapat digunakan pada waktu dan tempat tertentu saja (dalam kurun waktu yang pendek). Koordinat ekuator dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, tetapi cara melukisnya cukup rumit.

B.     Saran
Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para astronom semakin terus melakukan penelitian mengenai berbagai benda yang ada dilangit. Oleh sebab itu, kita sebagai mahasiswa cukup dengan banyak menggali informasi mengenai keberadaan benda-benda langit. Tentunya kita juga perlu mengetahui dan memahami serta mampu menggambarkan posisi benda langit tersebut berada.

DAFTAR PUSTAKA

·         An-Najjar, Zaghlul 2000. Pembuktian Sais dalam Sunnah. Jakarta: Ammzah
·         Jean Meeus. 1991. Astronomical Algorithm. Willmann-Bell: Virginia
·         L. Malasan, Hakim 2000. Jagad Raya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: The Golden Web LTD
·         Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional:Rosda.
·         Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika, Mengenal Bintang. Bandung: Penerbit ITB