JENIS-JENIS
BIMASAKTI
DAN
PENENTUAN POSISI BINTANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang teratur dan rapi.
Keteraturan gerakan bintang termasuk matahari, planet, satelit, komet, dan
benda langit lainnya menyebabkan gerakan benda-benda tersebut dapat dipelajari
dengan seksama. Dengan memahami gerakan benda-benda langit tersebut, manusia
dapat memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa depan dengan
akurat. Kapan terjadi matahari terbenam, kapan terjadi bulan purnama, kapan
terjadi gerhana matahari dapat dihitung dengan ketelitian tinggi.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 30-34 menunjukkan bahwa salah satu potensi
yang dimiliki manusia adalah berpengetahuan tentang benda-benda dialam semesta.
Eksistensi benda-benda dibumi dan dilangit memiliki daya tarik bagi manusia.
Daya tarik itu bervariasi, ada yang menimbulkan rasa takut dan kagum, ada
juga yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk mengkaji dan menggali lebih
jauh tentang hukum alam (Sunatullah)
Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit,
diperkenalkan beberapa system koordinat. Setiap system koordinat memiliki
koordinat masing-masing. Posisi benda langit seperti matahari dapat dinyatakan
dalam system koordinat tertentu. Selanjutnya nilai dapat diubah kedalam system
koordinat yang lain melalui suatu transformasi koordinat. Di dalam makalah ini
akan dibahas mengenai galaksi, macam-macam
system koordinat langit (horizon, ekuator, dan eliptikal), dan posisi
suatu bintang.
B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
jenis-jenis galaksi, selain itu dapat menggambarkan tata
koordinat horizon, ekuator dan eliptikal serta posisi suatu bintang.
BAB II
GALAKSI
A.
Galaksi Bimasakti
Di dalam buku “ Ilmu Kebumian dan Antariksa”
(46:2008) karangan Bayong Tjasyono dikatakan bahwa: Galaksi berasal dari bahasa
yunani yaitu galaxias yang berarti susu. Kata galaxias saat itu cenderung
mengacu dengan galaksi kita yaitu galaksi bimasakti. Galileo dengan teleskopnya
menemukan bahwa pita cahaya difuse yang disebut kabut susu (The Milky Way)
terdiri dari sejumlah besar bintang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut
galaksi.
Di dalam buku “Jagad Raya” karangan Hakim L. Malasan (25:2000)
diakatakan bahwa: pemahaman astronom terhadap galaksi tidak lepas dari
perkembangan pengaetahuan galaksi Bimasakti, sebagai berikut:
1.
Thomas Wright
(1750) berpendapat bahwa matahari bersama bintang-bintang lain membentuk suatu
kelompok, bagaikan pulau perbintangan ditengah-tengah jagad raya.
2.
William Herschel
(1784) berdasarkan penelitiannya yang sistematis menyatakan bahwa kelompok
bintang-bintang dalam galaksi bimasakti membentuk piringan pipih seperti
cakram. Penelitian ini dilanjutkan oleh astronom Belanda Kapteyn (1910) yang memberikan landasan semakin kokoh akan
wujud galaksi Bimasakti yang pipih tersebut.
3.
Dari studi cacah
bintang dan gugus bintang yang lebih sistematis, Harold Shapley (1917)
mengungkapkan bahwa galaksi Bimasakti berbentuk cakram dengan garis tengan 100
ribu tahun cahaya (30.000 parsek). Matahaari terletak di daerah tepi sekitar 30
ribu tahun cahaya (8.500 parsek) dari
pusat galaksi.
Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang
ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar
bintang. Galaksi Bimasakti berisi sekitar 100 miliar
bintang adalah salah satu system kumpulan bintang yang sekarang dikenal sebagai
tipe utama struktur alam semesta. Matahari yang merupakan salah satu bintang yang
mengelilingi galaksinya sendiri berdasarkan garis edarnya. Galaksi Bima Sakti sebagai
tempat yang menaungi sistem tata surya kita
pertama kali dicetuskan oleh Democritus (450-370 SM), ahli filsuf Yunani.
B.
Jenis-jenis Galaksi
Dengan menggunakan teleskop
250 cm di Observatorium Mount Palomar, astronom Edwin Hubble (1942) memotret
sebuah galaksi di rasi Adromeda. Olehnya dijelaskan untuk pertama kalinya
bentuk galaksi yang kemudian terkenal dengan nama galaksi Andromeda, berjarak 2
juta tahun cahaya dari galaksi kita (Bimasakti/Milki way). Galaksi Andromeda
merupakan galaksi luar pertama yang diketahui astronom. Sejak penemuannya,
banyak study yang dilakukan dalam mempelajari galaksi-galaksi di luar galaksi
Bimasakti tempat kita berada.
Di dalam buku “Astrofisika, Mengenal Bintang”
(102:1984) karangan Winardi Sutantyo, dinyatakan bahwa: Hubble
mengklasifikasikan galaksi-galaksi berdasarkan bentuknya dibedakan atas tiga
jenis utama yaitu Galaksi spiral (80%), Galaksi elliptikal (17%) , dan Galaksi tak beraturan (3%).
1. Jenis galaksi Eliptikal (E)
adalah jenis galaksi yang diperkirakan
mempunyai bentuk ellipsoidal dan terlihat lembut karena terangnya cahaya antar
bintang, hampir keseluruhan bentuk fisiknya rata dan terang. Morfologi dari
galaksi eliptikal ternyata sangat bermacam-macam mulai dari yang berbentuk
hampir bulat seperti eplisoidal hingga hampir berbentuk datar. Dengan beraneka
macamnya bentuk yang ada, hal ini ternyata sangat mempengaruhi jumlah dari
banyaknya bintang yang ada didalam sebuah galaksi. Mulai dari ratusan juta
bintang hingga lebih dari satu trilyun bintang.
Klasifikasi morfologi eliptikal ini telah
diklasifikasikan oleh Edwin Hubble dalam skema klasifikasi Hubble. Contoh dari
jenis Eliptikal galaksi adalah M32, M49 dan M59.
Klasifikasi Skema Hubble pada Galaksi Eliptikal
2.
Jenis Galaksi
Spiral
(S)
adalah jenis galaksi yang terdiri atas pusaran bintang dan medium antar bintang
dimana pada garis tengahnya atau pusat galaksi terdiri dari bintang-bintang
yang berumur sangat tua. Dilihat dari bentuknya, galaksi berjenis spiral
mempunyai lengan yang cerah disetiap sisinya. Dalam klasifikasi skema hubble
jenis spiral galaksi diberi daftar dengan kode S(Spiral) dan SB (Barred Spiral)
tergantung dengan bentuk lengannya kemudian diikuti huruf abjad yang
mengindikasikan tingkat kerapatan antar lengan spiral dan tonjolan pada pusat
galaksi. Seperti halnya sebuah bintang beserta planet-planetnya, lengan spiral
galaksi selalu memutari pusat dari galaksi dengan kecepatan relatif konstan
meskipun waktu yang dibutuhkan untuk mengelilinginya sangat lama. Lengan spiral
merupakan daerah pada bagian galaksi yang paling padat materi atau sering
disebut “Densiy Waves”. Dibagian inilah gravitasi antar bintang mulai merapat
sehingga semakin nampak lengan spiral dari
sebuah galaksi
maka semakin banyak pula jumlah bintang-bintang, dan dibagian inilah tempat
dilahirkannya bintang-bintang muda. Contoh dari Galaksi jenis spiral adalah M31
(andromeda), M33 (triangulum) dan M51 (Whirlpool).
Klasifikasi Hubble pada Galaksi Spiral dan Barred
Spiral
Macam-macam galaksi spiral yakni : a) Galaksi
Bimasakti. b) Galaksi
Dolar Perak (Silvery Coin). Dengan mata telanjang, galaksi ini tampak
seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan
teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila
menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts
Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa. c) Galaksi
Dolar Perak (Silvery Coin). Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya. d)
Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel). Galaksi yang bergangsing (berputar) di
daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya. e) Galaksi Pusaran
Air. Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring,
yakni sebuah galaksi tidak teratur. f) Kabut Magellan (Magellanic Clouds). Gugus
bintang ini disebut kabut Magellan, karena ditemukan oleh Magellan pada tahun
1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan.
3.
Jenis galaksi tak
beraturan
Jenis galaksi tak beraturan yang dimaksud adalah jenis galaksi yang bentuknya
bukan eliptikal maupun spiral. Pada jenis galaksi ini bentuk dari galaksi
sangat bermacam-macam ada yang disebut “Dwarf” Galaksi atau galaksi cebol yang
dikarenakan besar galaksi ini lebih kecil dari galaksi pada umumnya. Ring Galaksi
yaitu galaksi yang bentuknya seperti cincin yang mana ditengahnya ada pusat
dari galaksi dan Lentikular galaksi dimana bentuk dari galaksi ini merupakan
perpaduan antara jenis Eliptikal dan Spiral. Contoh dari jenis Dwarf Galaksi adalah M110, Ring Galaksi adalah Objek
Hoag dan Lentikular galaksi adalah NGC 5866.HG
BAB III
MENGGAMBARKAN POSISI
SUATU BINTANG
DENGAN TATA KOORDINAT BOLA LANGIT
Posisi suatu objek di langit dapat didefinisikan sebagai posisi benda
pada koordinat bola (system koordinat
bola langit).
|
A. Koordinat
pada muka Bumi
a.
Koordinat di langit
Penentuan tempat – tempat di langit
a)
Kutub utara langit
Karena dibumi itu tidak ada titik
yang kekal tempatnya terhadap bola langit, atau hanya bintang – bintang sejati
saja yang tak berpindah – pindah tempatnya, maka diambilah suatu titik dekat
bintang polaris dari rasi bintang Ursa minor, yang hampir – hampir tidak
mengikuti perputaran sehari – hari bintang sejati lainnya, untuk ditetapkan
sebagai titik pangkal. Peredarn semu ini disebabkan oleh rotasi bumi pada
porosnya. Dan titik yang tak ikut berputar ini disebut kutub utara langit
b)
Kutub
selatan langit
Adalah titik
yang dapat dicari dengan rasi bintang layang – layang bintang Zuiderkruis,
orang Jawa menyebutnya dengan nama bintang Gubug Penceng.
c)
Sumbu
Bumi
Garis khayal
yang menghubungkan kedua kutub disebut sumbu langit dan nampaknya seluruh bola
langit dengan bintang – bintangnya dan matahari berputar dari timur ke barat
karena rotasi bumi, dari barat ketimur (sebaliknya).
d)
Khatulistiwa langit
Untuk
menentukan letak suatu bintang sebelah utara atau selatan (deklinasi), ditarik
lingkaran (tegak lurus) pada sumbu langit yang disebut khatulistiwa langit yang
membagi dua sama besar bola langit belahan selatan dengan layang – layang dan
belakang utara dengan bintang polaris tadi
e)
Absis
dan Ordinat
1)
Ordinat
Untuk
mengetahui letak suatu titik, begitu pula sesuatu bintang harus diketahui absis
dan ordinatnya ordinat bintang disebut deklinasi utara, dihitung dari 00
- 900 utara (positif) diatas bidang khatulistiwa langit 00 -
900 selatan (negatif). Jadi titik ordinat itu terletak deklinasi
yang sejajar dengan khatulistiwa langit.
2)
Absis
Ordinat saja tidak dapat menentukan letak bintang, karena bintang –
bintang yang berdeklinasi 200 utara itu misalnya, tak terhitung
banyaknya, ialah tiap titik disepanjang lingkaran deklinasi 200 utara.
b.
Koordinat panjang dan lebar geografi
Koordina ini
berguna untuk menentukan kota tempat di bumi, digunakan panjang geografi
(absis) dan geografi (ordinat).
a)
Garis-garis lintang
Garis – garis
(lingkaran) yang melintang dari barat ke timur disebut garis lingkaran lintang.
Garis (lingkaran) besar pada bola bumi
membagi dua bagian sama besar dan bidangnya melalui pusat bumi tegak lurus pada
sumbu bumi disebut equator / Khatulistiwa . Khatulistiwa membagi bumi kedalam
dua belahan yang besar yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian
selatan.
b)
Garis-garis bujur
Disamping lingkaran lintang tersebut melukiskan lingkaran yang
membujur dari kutub utara kekutub selatan. Lingkaran bujur atau Lingkaran
Meridian. Lingkaran – lingkaran bujur ini merupakan lingkaran – lingkaran yang
bentuknya separuh dari lingkaran bujur dapat juga disebut garis Meridian atau
garis Bujur. Maka dari itu disebut pula meridian Greenwich. Meridian dapat
dibagi atas dua bagian :
(1)
Dari
0 0 sampai 1800 ke arah timur meridian / Bujur Timur (B.T)
(2)
Dari
0 0 sampai 1800 ke arah barat meridian / Bujur Barat
(B.B)
c)
Panjang geografi
Panjang gegrafi adalah busur khatulistiwa di hitung dari 00 sampai
1800 , disebut juga garis Bujur ; dan digunakan untuk menentukan
letak kota / tempat di sebelah barat atau disebelah timur.
d)
Lebar geografi
Lebar geografi
adalah garis lingkaran bumi yang sejajar dengan khatulistiwa, yang dihitung
dari 00 di khatulistiwa sampai 900 dikutub bumi ; juga
disebut garis lintang, dan digunakan untuk menentukan letak kota.
e)
Bukti lebar geografi sama dengan tinggi kutub
Bukti Lebar
Geografi sama dengan tinggi kutub artinya, jika kutub langit diketahui, maka
lebar geografi atau lintang kota dapat diketahui. Sedangkan Tinggi Kutub
merupakan busur dari lengkung langit dihitung dari 00 sampai 900
, mulai dari kutub sampai horison.
f)
Penggunaan
Dalil “Lebar
geografi = tinggi kutub ” ini digunakan para pelaut penjelajah untuk mengetahui
dimana atau pada lintang mana ia berada. Misalnya berada di tengah – tengah laut atau padang pasir ini
hanya dapat berlaku di belahan bumi utara saja dengan bintang polaris yang
nampak, sedangkan dibelahan selatan harus digunakan bintang Alfa Centauri (α).
g)
Lintang tengah dan meridian tengah
Suatu daerah
atau negara dapat ditentukan paralel tengah / lintang tengahnya dan merdian
tengah / bujur tengahnya.
B.
Tata koordinat Bola langit
Koordinat langit
diterjemahkan sebagai nilai dalam suatu tatanan referensi yang dipergunakan
untuk menentukan kedudukan benda langit dalam bola langit. Sedangkan bola
langit adalah sebuah bola dengan jari-jari tak terhingga dan berpusat di pusat
bumi, dari bumi semua benda langit diproyeksikan ke bola langit. Ia adalah
lingkaran khayal yang merupakan batas pandangan mata pengamat ke angkasa tempat
benda-benda langit yang seolah-olah menempel pada langi. Sedangkan dalam
keterangan lain disebutkan bahwa bola langit adalah ruangan yang maha luas yang
berbentuk bola yang dapat kita lihat sehari-hari tempat matahari, bulan, dan
bintang-bintang bergeser setiap saat. Bintang-bintang itu dilihat seolah-olah
berserak disebuah kulit bola sebelah dalam, walaupun letak sesungguhnya sangat
berjauhan.
Koordinat yang diperlukan untuk menggambarkan posisi
suatu benda langit disebut koordinat bola langit. Untuk menyatakan letak suatu benda langit
diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan
benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat
horison, tata koordinat ekuator, dan tata koordinat ekliptika. Tiap-tiap tata
koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta
terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem
tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung pada
hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu
sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal. Berikut
ini akan dijelaskan macam-macam tata koordinat bola langit.
a.
Tata Koordinat Horizon (A,h) atau (A,Z)
Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling
sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas,
yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk
saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah
dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit
pada posisi itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat
memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar
oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian
bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON
pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang
tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak
terlihat saat itu.
Penjelasan gambar
UTSBU : Bidang horison
UZSNU: Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran
meridian yang berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama
mempunyai lingkaran meridian yang sama). Pada dasarnya garis Utara-Selatan
adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan.
Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan
sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan
Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith
maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur,
Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita
dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan
Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan
membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus
pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk
menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
·
Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
·
Versi kedua yang dianut secara internasional,
diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai
acuan, berupa busur UTSB. Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama,
yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang
nilainya 0o-360o.
Cara melukiskan koordinat bola
langit, yakni :
1. Buat lingkaran dengan jari-jari tertentu
2. Buat garis tengah horizon dan vertical yang
melalui pusat lingaran
3. Buatlah lingkaran besar horizontal yang melalui
garis horizontal
4. Buatlah arah mata angin pada bidang horizontal.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison
yaitu pada penggunaannya yang praktis, sistem koordinat yang sederhana dan
secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat
juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang
berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak
harian benda langit.
b.
Tata Koordinat Ekuator atau (HA,
Tata koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat
yang sering digunakan dalam astronomi. Sistem koordinat ini dapat menyatakan
letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan
unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan
sistem koordinat benda langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi
pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit. Bola yang
memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan
terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di
pusat bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada
umumnya, setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan
membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar,
sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil. System koordinat ekuator
merupakan system koordinat geosentrik. Di
bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit: Titik
kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu
Utara, Timur, Selatan dan Barat. Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur
langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub langit.
Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang
orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit. Kutub-kutub langit:
titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan bola
langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit Selatan disebut Kutub
Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit
Utara
disebut Kutub Langit Utara (KLU).
Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang
digunakan adalah koordinat Aksensiorekta (α) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta
adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan
titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah
penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00
s.d. 3600. Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki
pada lingkaran ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada
bola langit. Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif
jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau
00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat
hubungan antara waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana
Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini
tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap
Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
- Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.
- Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
- Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
- Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
c. Tata koordinat Eliptikal (HA,
Ekliptika
dan equator / khatulistiwa langit saling berpotongan membentuk sudut 23,50
pada horizon dengan titik perpotongan
sebagai titik musim semi (Aries)dan titik musim rontok (R). Untuk
menentukan posisi benda langit pada tata koordinat ekliptika yaitu dengan
menggunakan pangjang astronomi dan lebar astronomi.
Dari penjelasan di atas dapat ke tiga
koordinat bola langit tersebut dapat ditentukan perbedaannya sebagai berikut:
Sistem
|
Bidang Acuan
|
Arah Acuan
|
Lintang
|
Bujur
|
Horison
|
Bidang Horison
|
Titik Utara
|
Tinggi: h
+ :kearah Zenit
- kearah Nadir
|
Azimut : A
Ke Timur
0-3600
|
Ekuator
|
Ekuator Langit
|
Vernal Equnox
|
Deklinasi:
+: ke arah KLU
-: kea rah KLS
|
Asensioreta:
Ke Timur 0-24 jam
|
Eliptikal
|
Bidang Eliptikal
|
Vernal Equnox
|
Lintang:
+: kearah KEU
- : kearah KES
|
Bujur :
l
ke
Timur 0-360o
|
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kumpulan sejumlah besar
bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut galaksi. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik
bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar
bintang. Galaksi berdasarkan bentuk dibedakan menjadi
tiga yaitu galaksi eliptikal (bentuknya elips), galaksi spiral, dan galaksi tidak
beraturan.
Untuk memudahkan dalam
menentukan posisi dan letak suatu benda langit maka diperlukan yang sebut
dengan koordinar bola langit. Koordinar bola langit ini dibagi menjadi tiga
yaitu koordinat Horizon, koordinat Ekuator, dan koordinat Eliptikal. Dari
ketiga jenis koordinat bola langit ini yang sering digunakan yaitu koordinat
ekuator sehingga disebut koordinat geosentrik. Koordinat horizon mudah untuk
dilukis tetapi hanya dapat digunakan pada waktu dan tempat tertentu saja (dalam
kurun waktu yang pendek). Koordinat ekuator dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama, tetapi cara melukisnya cukup rumit.
B.
Saran
Dengan semakin canggihnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, para astronom semakin terus melakukan penelitian
mengenai berbagai benda yang ada dilangit. Oleh sebab itu, kita sebagai
mahasiswa cukup dengan banyak menggali informasi mengenai keberadaan
benda-benda langit. Tentunya kita juga perlu mengetahui dan memahami serta
mampu menggambarkan posisi benda langit tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
·
An-Najjar, Zaghlul
2000. Pembuktian Sais dalam Sunnah. Jakarta: Ammzah
·
Jean
Meeus. 1991. Astronomical
Algorithm. Willmann-Bell: Virginia
·
L. Malasan, Hakim
2000. Jagad Raya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: The Golden Web
LTD
·
Tjasyono, Bayong.
2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional:Rosda.
·
Winardi Sutantyo.
1984. Astrofisika, Mengenal Bintang. Bandung: Penerbit ITB